Kasus
Sumber Daya Alam
Konflik merupakan hal yang tidak
terhindarkan dalam pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia. Alasannya
sederhana, karena banyak pihak yang berkepentingan terhadap alam, sementara
masing-masing pihak berbeda kebutuhan dan tujuannya. Kebutuhan akan sumberdaya
alam mengalami peningkatan bersamaan dengan berbagai perkembangan yang terjadi
seperti peningkatan standar hidup, turunnya angka kematian, dan perkembangan
infrastuktur yang pesat hingga menimbulkan kesenjangan sosial dalam masyarakat,
antara yang kaya dan miskin, kota dan desa, kawasan bagian Barat dan Timur, dan
juga antara laki-laki dan perempuan. Pada masa lalu, konflik sumberdaya alam,
seringkali ditutup-tutupi karena berbagai alasan; dan apabila terjadi konflik,
pihak yang kuat selalu mengalahkan yang lemah, dan pihak yang lemah tidak
pernah berani melawan yang kuat. Namun, era reformasi telah merubah keadaan
menjadi terbalik. Pihak yang lemah kini sudah berani melawan yang kuat dengan
berbagai cara, mulai dari tuntutan biasa, protes, demonstrasi, sampai benturan
fisik yang keras. Oleh karena itu, kita harus mulai mengakui bahwa konflik
merupakan suatu persoalan penting yang harus segera ditanggulangi dalam
pengelolaan sumberdaya alam. Bagaimana PT. Hevindo dapat bertahan lama di
wilayah Nanggung, padahal terjadi konflik dengan masyarakat dan elemen
pemerintahan desa, dan bagaimana hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik
dan lembaga-lembaga yang terlibat konflik merupakan pertanyaan utama yang
secara spesifik diungkap dengan mempertanyakan: bagaimana karakteristik
pihak-pihak yang terlibat konflik pengelolaan sumberdaya alam, mengapa konflik
pengelolaan sumberdaya alam terjadi di Desa Curugbitung dan bertahan lama,
bagaimana karakteristik konflik yang terjadi, serta bagaimana upaya-upaya pengelolaan
dan hasil akhir konflik yang telah dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat
konflik.
Kelangkaan adalah
kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber
daya untuk memuaskan semua kebutuhan kita. Dengan singkat kata kelangkaan
terjadi karena jumlah kebutuhan lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang
tersedia.. Kelangkaan bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan.
elangkaan juga dapat diartikan alat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan
jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Kelangkaan
mengandung dua pengertian: Alat pemenuhan kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan atau untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan
yang lain.
Alam memang menyediakan sumber daya yang cukup melimpah. Namun,
tetap saja jumlahnya terbatas, apalagi jika manusia mengolahnya secara
sembarangan. Walaupun sumber daya tersebut dapat diperbaharui atau tersedia
secara bebas, tetap saja akan berkurang dan lama-kelamaan akan habis atau dapat
disebabkan perubahan iklim yang terjadi dapat membuat sumber daya itu menjadi
langka. Dalam kelangkaan sumber daya ini dapat menyebabkan konflik atau masalah
baik secara ekonomi maupun sosial. Seperti misalnya dalam tulisan dari Jefferet
Mazo “Darfur: The First Modern Climate Change Conflict”(2009) dan tulisan
Jurgan Scheffran (2011). Di dalam tulisannya, Mazo menjelaskan bahwa konflik
antara kelompok petani kulit hitam dan kelompok penggembala arab yang terjadi
di Darfur disebabkan oleh perebutan akses terhadap air dan tanah yang subur,
sebagai salah satu efek dari perubahan iklim (baik itu yang jangka panjang
maupun jangka pendek). Wilayah Darfur, pada dasarnya merupakan wilayahyang
tergolong sebagai Sahel atau wilayah transisi antara Gurun Sahara di sebelah
utara BenuaAfrika dengan wilayah Savana yang lebih lembab dan subur di sebelah
selatan Benua Afrika sehingga kondisi tanahnya memang tidak terlalu subur. Pada
awal tahun 2000-an curah hujan di Darfur menurun, sehingga kondisi tanah
menjadi semakin buruk, bahkan mengarah pada desertifikasi wilayah Darfur. Para
petani yang mengalami kegagalan panen akibat kekeringan, membutuhkan lahan baru
yang lebih subur untuk penanaman. Sedangkan kelompok penggembala pun
membutuhkan lahan untuk mendukung perkembangan populasi hewan gembalanya. Hal
tersebut kemudian menimbulkan kompetisi di antara dua kelompok untuk
mendapatkan sumber daya bagi kelangsungan hidup mereka. Pada tahun 2003,
kelompok penggembala melancarkan serangan kepada kelompok petani dengan
dukungan militan Arab(Janjaweed), sehingga kompetisi tersebut pun pecah menjadi
sebuah konflik.
Selain itu dalam tulisan Jurgen Scheffran, “Security Risks and
Conflicts of Climare Change and Natural Resource Scarcity: Issues of Future
Research” (2011). Pada dasarnya Scheffran lebih mengorientasikan tulisannya
pada kawasan Eropa, namun ia juga membahas secara spesifik mengenai
keterkaitan perubahan iklim dengan konflik sosial.
Scheffran secara rinci
menjelaskan bagaimana perubahan iklim dapatmenyebabkan konflik antar manusia.
Pertama-tama, perubahan ubahan iklim menimbulkandegradasi kualitas lingkungan
hidup, sehingga terjadi kelangkaan sumber daya alam (sebagaidasar dari
kebutuhan hidup manusia. Hal ini kemudian menimbulkan adanya dinamika populas,
baik itu berupa migrasi, tekanan populasi, atau bahkan perpindahan lahan
bercocok tanam. Darisana, kita harus memerhatikan keadaan sosial-ekonomi serta
politik di wilayah tersebut apakahfaktor-faktor itu cukup mapan dan memiliki
kapabilitas untuk dapat menanggulangi hal tersebut atau tidak. Jika iya, maka
kemungkinan besar masalah terkait dinamika populasi dapat teratasidan
permasalahan utama dari perubahan iklim kembali berkisar pada pengaruhnya
terhadap kebutuhan manusia. Tetapi jika tidak, maka dinamika populasi akan
berpotensi menimbulkan instabilitas politik, yang kemudian memunculkan motivasi
utuk berkonflik dan dapat mengarah resiko konflik bersenjata.
Cara untuk mengatasi
masalah keterbatasan sumber daya mungkin dapat dilakukan dengan cara berikut:
- Menghemat penggunaan sumber
daya alam
- Memelihara dan melestarikan
sumber daya alam dengan baik
- Menciptakan alat pemuas/barang
pengganti (barang substitusi)
- Meningkatkan pengelolaan
berbagai macam sumber daya alam, sehingga lebih bermanfaat bagi kehidupan
manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar