Nasionalisme menjadi salah satu tema
penting dalam suatu masyarakat disuatu negara. Faktor yang mendukung
berkembagnya isu tentang nasionalisme, patriotisme dan semangat kebangsaan
muncul ketika suatu kumpulan masyarakat dituntut untuk membela secara suka rela
berdasarkan hati nurani untuk membela dan mempertahankan kedaulatan negaranya.
Nasionalisme berkembang menjadi suatu isu
global, berbagai strategi diterapkan disetiap lapisan masyarakat untuk kembali
mempertahankan kedaulatan negaranya, nasionalisme juga tidak bisa lepas dari
pandangan politik yang bersentuhan langsung dengan ideologi dan kedaulatan itu
sendiri.
Semangat nasionalisme sangat
diperlukan dalam pembangunan bangsa agar setiap elemen bangsa bekerja dan
berjuang keras mencapai jati diri dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa
yang bermartabat. Jati diri dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa ini
merupakan modal yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan di
masa depan. Penguatan semangat nasionalisme dalam konteks globalisasi saat ini
harus lebih dititikberatkan pada elemen-elemen strategis dalam percaturan
global. Oleh karena itu, strategi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Penguatan peran
lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam ikut membangun semangat
nasionalisme dan patriotisme, terutama di kalangan generasi muda. Generasi muda
adalah elemen strategis di masa depan. Mereka sepertinya menyadari bahwa dalam
era globalisasi, generasi muda dapat berperan sebagai subjek maupun objek.
2. Penguatan semangat
nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah
yang dalam perspektif kepentingan nasional dinilai strategis, seperti: daerah
perbatasan, kawasan industri strategis, daerah pertanian (logistik), serta
daerah penghasil bahan tambang dan hasil hutan. Hal ini bisa dilakukan dengan
memperkecil kesenjangan ekonomi, sosial, dan budaya di wilayah tersebut melalui
berbagai program pendidikan dan pembinaan yang melibatkan peran masyarakat
setempat.
3. Penguatan semangat
nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang hidup di daerah rawan pangan
(miskin), rawan konflik, dan rawan bencana alam. Strategi ini dapat dilakukan
dengan menyelenggarakan berbagai program yang diorientasikan pada peningkatan
kesetiakawanan sosial dan partisipasi masyarakat.
4. Peningkatan
apresiasi terhadap anggota atau kelompok masyarakat yang berusaha melestarikan
dan mengembangkan kekayaan budaya bangsa. Demikian pula dengan anggota atau
kelompok masyarakat yang berhasil mencapai prestasi yang membanggakan di dunia
internasional. Apresiasi ini dapat dilakukan dengan pemberian penghargaan oleh
negara dan kemudian prestasinya diangkat oleh media massa. Peningkatan peran
Pemerintah dan masyarakat RI dalam ikut berperan aktif dalam penyelesaian
berbagai persoalan regional dan internasional, seperti: penyelesaian konflik,
kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan lain-lain
Dudley Seers mengungkapkan beberapa
langkah yang selama ini ditempuh para pemimpin nasional tidak efektif dalam
konteks strategi pembangunan nasional, yaitu :
1. konsep perencanaan
pembangunan yang ada selama ini umumnya terlalu menekankan pada hal-hal teknis
ekonomis. Dalam pandangan Dudley Seers, konsep perencanaan pembangunan yang baru
(atau, lebih tepat, "strategi" pembangunan) ini harus mencakup
berbagai pers oalan kualit atrf dalam bidang-bidang sos ial, politik dan
pertahanan keamanan, seperti: (a) isu pemerataan, (b) keterbukaan politik, (c)
kekuatan militer yang tidak hanya diukur dari belanja militer dalam anggaran
pembangunan, tetapijuga dari kepentingan nasional, (d) konsistensi kebijakan
politik dan militer.
2. Kesalahan dalam
menafsirkan konsep perencanaan pembangunan berakibat juga secara langsung pada
proses dan mekanisme pelaksanaan/penerapannya. Fungsi badan/lembaga/tantor
perencanaan (di Indonesia dikenal sebagai BAPPENAS/ Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional) pada umunmya menyimpang dan tujuan semula
3. Konsep dan mekanisme
pengaturan finansial yang diterapkan oleh para pemimpin nasionalis umumnya
jugamenunj ukkan kele mahan mendasar strategi pembangunan nasionalis mereka.
Banyak negara yang memutuskan untuk menempuh strategi pembangunan nasionalis
gagal karena finansial mereka.
Dari langkah tidak efektif yang
dikemukakan Dudley Seers, strategi pembangunan nasional tidak bisa lepas dari
dunia politik. Kepemimpinan politik bukan sesuatu yang pasif dalam proses
pembangunan ekonomi politik suatu negara. Perilaku aktif dan reaktif
sesungguhnya selalu menjadi bagian dari "nature" kepemimpinan
politik. Ketika sistem internasional bergeser dari persoalan
"ideologi" ke persoalan "ekonomi", seperti terjadi pada era
"detente" tahun 1970-an dan lenyapnya perungdingan tahun L99}-an,
kepemimpinan politik nasional juga menyesuaikan dengan perubahan itu.
Keputusan Rumania di awal 1970-an
(yang, saat itu, masih berhaluan marxis/sosialis) bergabung dengan IMF
mencerminkan peran aktif /reaktif kepemimpinan polink negeri ini. Sejak awal
I970-an (era "detente") hingga era 1990-an ini, perubahan demi
perubahan telah banyak ditempuh oleh negara-negan dalam merespon sistem
internasional yangberubah tadi. Sehingga, adalah naif jika kita menganggap
bahwa sistem internasional (i.e. pembiigian kerja internasional) bisa mendikte
negara-negara,. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa jalan
"revolusioner" (seperti dianjurkan teoritisi-teoritisi dependensia di
luar Cardoso, Faletto dan Sunkel) dengan memisahkan diri dari sistem
internasional tidak pernah ada dalam benak dan rancanga n parapemimpin nas ionalis.
Yang mereka lakukan selama ini adalah bagaimana merespon sistem internasional
itu sehingga tidak meruntuhkan kepentingan dasar politik dan nasional mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar