Nilai – Nilai Budaya Sebagai Tolak
Ukur Harapan
Dalam hasil budaya yang berupa
sastra, dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya yang dibawa penulisnya
sebagai gagasan utama. Dalam sastra jawa misalnya antara lain terdapat nilai
budaya meliputi:
a.
Nilai kejuangan dan semangat pengorbanan
yaitu nilai perjuangan sebagai tolak
ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan,
kedisiplinan,dll
b.
Nilai kerumahtanggaan
yaitu nilai yang diharapkan
berkembang dalam setiap keluarga
c.
Nilai kemandirian kaum wanita
yaitu, Nilai yang diharapkan dapat
dimiliki setiap wanita
Dalam hidup di dunia, manusia
dihadapkan pada persoalan yang beragam baik itu masalah positif maupun
negative. Untuk menghadapi persoalan hidup tersebut manusia perlu belajar dari
manusia lainnya baik formal maupun informal agar memiliki kehidupan yang
sejahtera menurut Aristoteles, hidup dan kehidupan itu berasal dari generation
spontanea, yang berarti kehidupan itu terjadi dengan sendirinya. Dengan
pengetahuan serta pengertian agama tentang adanya kehidupan abadi di akhirat,
manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan menjalankan perintah Tuhan melalui
agama, serta menjauhkan diri dari larangan yang diberikan-Nya. Manusia
menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk yang tidak berdaya di hadapan Tuhan.
MACAM-MACAM NILAI
MACAM-MACAM NILAI
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga
macam, yaitu :
a. Nilai logika adalah nilai benar salah
b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk
Berdasarkan klasifikasi di atas, kita dapat memberikan contoh dalam kehidupan. Jika seorang siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak bisa mengatakan siswa itu buruk karena jawabanya salah. Contoh nilai estetika adalah apabila kita melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau merasakan makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan. Seseorang akan merasa senang dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia.
Makna Harapan
Harapan
merupakan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia, dan manusia itu sendiri ingin
mewujudkannya. Dengan kata lain hampir sama dengan cita-cita. Setiap manusia
saya kira punya harapan. Contoh : saya sendiri memliki suatu harapan yaitu
dimasa mendatang saya bisa memiliki suatu tempat usaha yang nantinya akan
membantu masyarakat sekitar yang tidak memiliki pekerjaan. Untuk mewujudkan
harapan saya itu, mulai dari saat ini saya selalu berusaha untuk melakukan yang
terbaik dan belajar denga tekun karena itu merupakan suatu modal dasar untuk
mewujudkan harapan saya tersebut. Bagaimana dengan anda ? Mungkin berbeda,
karena pada dasarnya setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda.
Ketika seseorang memiliki harapan maka orang itu memiliki dorongan atau motivasi yang besar untuk mewujudkannya, tidak sedikit mereka yang memiliki harapan besar dapat mewujudkannya. Banyak orang-orang besar didunia bisa terkenal karena mampu mewujudkan harapannya, sebagai contoh presiden 1 RI yang memiliki harapan agar negaranya merdeka, dengan usaha yang gigih harapan tersebut akhirnya dapat terwujud dan sekarang bangsa indonesia bisa merasakannya.
* Inti dari pembahasan ini menurut saya adalah Harapan itu sangat penting dan sangat berguna karena dapat mendorong seseorang untuk bekerja lebih giat dan tekun supaya harapannya bisa menjadi kenyataan. Dengan Harapan pula manusia lebih memiliki semangat untuk menjalani hidup. Karena tidak mustahil sesuatu yang besar ( yang dapat tercipta ) berasal dari harapan yang kecil. Jadi sekecil apapun harapan kita berusahalah untuk mewujudkannya, karena siapa tahu harapan yang kecil itu akan menjadi buah yang besar dimasa mendatang.
Ketika seseorang memiliki harapan maka orang itu memiliki dorongan atau motivasi yang besar untuk mewujudkannya, tidak sedikit mereka yang memiliki harapan besar dapat mewujudkannya. Banyak orang-orang besar didunia bisa terkenal karena mampu mewujudkan harapannya, sebagai contoh presiden 1 RI yang memiliki harapan agar negaranya merdeka, dengan usaha yang gigih harapan tersebut akhirnya dapat terwujud dan sekarang bangsa indonesia bisa merasakannya.
* Inti dari pembahasan ini menurut saya adalah Harapan itu sangat penting dan sangat berguna karena dapat mendorong seseorang untuk bekerja lebih giat dan tekun supaya harapannya bisa menjadi kenyataan. Dengan Harapan pula manusia lebih memiliki semangat untuk menjalani hidup. Karena tidak mustahil sesuatu yang besar ( yang dapat tercipta ) berasal dari harapan yang kecil. Jadi sekecil apapun harapan kita berusahalah untuk mewujudkannya, karena siapa tahu harapan yang kecil itu akan menjadi buah yang besar dimasa mendatang.
Makna Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran.
Adapun ucapan yang sering kita dengar :
·
Ia tidak percaya pada diri sendiri
·
Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu
kurang dapat dipercaya akan kebenarannya.
·
Kita harus percaya akan nasihat-nasihat Kiai itu, karena
nasihat-nasihat itu diambil dari ajaran AL-Quran dan sebagainya.
Dengan contoh berbagai kalimat yang
sering kita dengar dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita
bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang
dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri,
melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas
orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya,
melainkan orang lain yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak.
Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut
kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberi tahu mengenai pengetahuan itu
makin besar kepercayaan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang
wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya
ialah keyakinan masing-masing. Misalnya Adi beragama islam, maka yakinlah Adi
bahwa agama itu benar. Kalau Adi tidak yakin bahwa agama itu benar, maka itu
bukan agama bagi Adi. Sebaliknya, kalau orang lain beragama lain, harus
dianggap bahwa ia yakin terhadap kebenaran agaa itu. Keyakinan itulah yang
perlu dihormati.
Apakah kebenaran itu ?
Sebelum
kita melanjutkan pembicaraan mengenai bentuk-bentuk pernyataan kepercayaan,
kiranya lebih baik bila kita bicarakan dahulu arti kebenaran.
Kebenaran,
menurut Poedjawiyatna dalam bukunya etika filsafat tingkah laku, merupakan
cita-cita orang yang tahu. Sudah tentu dalam hal ini kebenaran tersebut adalah
kebenaran logis. Bagaimana sulitnya mencapai kebenaran logis itu, tetapi
benar-benar diusahakan orang. Tidak ada seorang pun yang suka akan kekelirua.
Ini nyatanya pula dalam usaha ilmu dalam mencapai kebenaran orang tidak
memperhitungkan susah payah dan biaya, tujuannya ialah kebenaran.
Manusia
mempunyai bahasa sebagai alat komunikasi dalam bergaul. Pada manusia yang utama
adalah bahsa (lisan atau tertulis) yang terdiri dari kata-kata yang digabungkan
dalam bentuk kalimat. Dalam kalimat itu tercetuskan suatu keputusan,yang
merupakan hasil tahu.
Persesuaian
antar putusan dengan keyakinan yang mengatakan disebut orang kebenaran etis.
Dalam logika kebenaran ialah persesuaian antara tahu dan obyek yang diketahui.
(cita-cita manusia adalah kebenaran yang logis yang benar, sehingga sekaligus
ada kebenaran yang logis). Kebenaran logis disebut juga kebenaran obyektif dan
kebenaran etis disebut juga kebenaran subyektif.
Jika
tidak ada antara persesuaian antara putusan dan obyeknya yang diketahui, maka
ada dua kemungkinan :
a) Orang
yang mengutarakan putusan (mengatakan) itu kelitu.
b) Orang
yang mengutarakan itu sengaja mengatakan yang tidak sesuai dengan realitas yang
diketahuinya dan karenanya juga tidak sesuai dengan keyakinan. Adapun disebut
bohong atau dusta.
Kekeliruan adalah bukan obyek etika
dan karena kekeliruan orang tidak
dianggap buruk, lain halnya berdusta atau bohong adalah tindakan etis yang
buruk. Jelas kebenaran atau tidak kebenaran itu timbul dari manusia.
Berbagai Kepercayaaan dan Usaha
Meningkatkannya
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Karena itu,
sesuai dengan contoh-contoh didepan maka kepercayaan dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan
pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu
perlu ditanamkan dalam setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada
hakikatnya percaya pada TuhanYang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang
diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan
kepada orang lain
Percaya pada orang lain itu dapat
berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru atau siapa saja. Kepercayaan
kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang
sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi
orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu itu
dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apa lagi membuat janji
kepada orang lain.
3. Kepercayaan
kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya,
tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan
kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong
umatnya, apabila umat tidak mempunyai kepercayaan Tuhannya, sebab tidak ada
lagi tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika
manusia berusaha agar dapat pertolongan dari-Nya, manusia harus percaya kepada
Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia.
Berbagai usahadilakukan manusia untuk meningkatkan rasa
percaya kepada Tuhannya. Usaha itu tergantung kepada pribadi, kondisi, situasi
dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a) Meningkatkan
ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah kita
b) Meningkatkan
pengabdian kepada masyarakat
c) Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesame manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan
sebagainya.
d) Menekan
perasaan negative seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
Sumber : http://liez10.blogspot.com/2011/04/manusia-dan-nilai-nilai-harapan.html
Sumber : http://liez10.blogspot.com/2011/04/manusia-dan-nilai-nilai-harapan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar